عَنْ أَبِيْ سَعِيْدِ ابْنِ المُعَلَّى – رضي الله عنه –قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ ﷺ : (( لَأُعَلِّمَنَّكَ سُوْرَةً هِيَ أَعْظَمُ سُوْرَةٍ فِيْ الْقُرآنِ))، قَالَ: (( ( الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ …) هِيَ السَّبْعُ المَثَانِي وَالقُرآنُ العَظِيْمُ الَّذِي اُوْتِيْتُهُ )) رواه البخاري
Dari Abu Sa’îd Ibnu Mu ’allâ رضي الله عنه dia berkata, “Rasûlullâh ﷺ bersabda kepadaku: “Sungguh aku akan ajarkan kepadamu sebuah surah yang paling agung dalam al-Qur’ân, (yaitu surah) Alhamdulillâhi Rabbil ‘âlamîn… (surat al-Fâtihah), inilah tujuh ayat yang (dibaca) berulang-ulang dan al-Qur’ân yang agung yang diberikan (oleh Allâh) kepadaku”. . (HR. al-Bukhâri no.4204)
Hadits yang agung ini menunjukkan tingginya kedudukan surat al-Fâtihah dan besarnya keutamaan orang yang membacanya, karena surat ini berisi inti kandungan seluruh al-Qur’an. Salah seorang ulama salaf berkata: “(Surat) al-Fâtihah adalah rahasia (inti kandungan) al-Qur’ân, dan rahasia (inti kandungan) al-Fâtihah adalah ayat “Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada-Mulah kami memohon pertolongan”1 .
Dalam hadits lain yang menerangkan keutamaan surah al-Fâtihah, Rasûlullâh ﷺ bersabda: “Allâh tidak menurunkan dalam (kitab) Taurat maupun Injil yang seperti Ummul Qur’an (surat al-Fâtihah)…”2 .
Beberapa faidah penting yang dapat kita ambil dari hadits ini:
- Pengertian surat al-Fatihah sebagai surat yang paling agung dalam al-Qur`ân adalah pahala membacanya lebih agung dibandingkan surat-surat lainnya3 .
- Imam al-Qurthubi رضي الله عنه berkata: “Surah al-Fâtihah dikhususkan sebagai pembuka al-Qur`ân dan mengandung semua ilmu (yang terdapat dalam) al-Qur`ân, karena surat ini berisi pujian dan sanjungan kepada Allâh سبحانه وتعالى , penetapan ibadah dan keikhlasan bagi-Nya (semata), permohonan hidayah kepada-Nya, pengakuan akan kelemahan (hamba) dalam menunaikan (syukur) atas semua nikmat-Nya, pembahasan tentang hari Kemudian, kesudahan (siksaan) bagi orang-orang yang mengingkari (hari Pembalasan), dan kandungan lain yang menunjukkan bahwa surat ini adalah yang paling agung”4 .
- Syaikh ‘Abdur Rahmân as-Sa’di رحمه الله berkata: “Surat (al-Fâtihah) ini meskipun ringkas, akan tetapi memuat kandungan yang tidak terdapat dalam surat-surat al-Qur`ân lainnya. Surat ini mengandung tiga jenis tauhid: tauhid Rububiyah, tauhid Uluhiyyah dan tauhid Asma wa shifatillah. Juga mengandung penetapan kenabian Rasûlullâh ﷺ , balasan amal perbuatan manusia pada hari Pembalasan dengan seadil-adilnya. Demikian juga, (mengandung) penetapan (iman kepada) takdir/ketetapan Allâh سبحانه وتعالى , bantahan terhadap semua pelaku bid’ah dan pemahaman sesat, serta pemurniaan keikhlasan dalam beragama kepada Allâh سبحانه وتعالى semata dengan hanya beribadah dan memohon pertolongan kepada-Nya, segala puji bagi Allâh, Rabb semesta alam”4 .
- Hadits ini adalah salah satu dalil yang menunjukkan bahwa al-Qur`ân bertingkat-tingkat keutamaannya (satu ayat dengan ayat yang lain dan satu surat dengan surat lainnya), jika ditinjau dari segi isi dan kandungannya4 . (Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA.)
Footnote:
1 Dinukil oleh Imam Ibnu Katsîr رحمه الله dalam tafsirnya (1/48)
2 HR. at-Tirmidzi no. 3125 dan an-Nasâ’i no. 914, dan dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albâni
3 Dinukil oleh Imam al-Munawi dalam Faidhul Qadîr 3/99
4 Taisîrul Karîmir Rahmân hlm. 39-40 dengan ringkas dan sedikit penyesuaian
Majalah As-Sunnah Baituna edisi 07 Thn. XV Dzulhijjah 1432 – Novembver 2011